Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Teks Naskah Drama 3 Orang Tentang Persahabatan

 

Halo teman-temam, apa kabar hari ini ? Yah, semoga tetap sehat ya. Nah, dikesempatan kali ini saya akan membagikan 2 contoh naskah drama 3 orang pendek dan panjang. Semoga naskah drama tersebut dapat bermanfaat dan memetik pelajaran dibaliknya. 

contoh teks naskah drama 3 orang tentang persahabatan


Artikel Serupa :
Contoh Naskah Drama 15 Orang Singkat tentang Kebersamaan 

Naskah Drama 3 Orang tentang Persahabatan 

By: Resky Wulandari R.


Tema: Persahabatan
Judul: Janji

Sinopsis:

    Bercerita tentang 3 orang sahabat, yaitu Luna, Bagas, dan Alan yang harus merasakan manis pahitnya kehidupan persahabatan. Namun ternyata selama ini Luna menderita penyakit sirosis hati dan membuat kedua temannya secara bergantian merawatnya dirumah sakit. Kondisi Luna semakin memburuk dan hal itu membuat mereka mengingat janji yang mereka buat sewaktu kecil. Siapa sangka, janji yang mereka buat dahulu menjadi boomerang bagi persahabatan mereka bertiga.


Dialog Drama:

(tempat les musik)
Bagas : “Halo Lan? Ada apa?” kata bagas setelah menjawab panggilan dari sahabatnya, Alan.

Alan : “Luna masuk rumah sakit. Cepat kesini” Jawab Alan diseberang telefon.

Bagas : “A-apa? Oke! Aku ke sana sekarang!”


(rumah sakit)
Bagas : “Bagaimana keadaan Luna?”

Alan : “Kata dokter kondisinya semakin memburuk. Dia harus dirawat dalam beberapa waktu”

Bagas : “Hah, Aku sudah mencemaskan hal ini akan terjadi”



Alan : “Gas, kita bergantian saja menjaga Luna dirumah sakit. Kau pulang saja dulu hari ini”

Bagas : “Okelah. kita bergantian menjaga Luna selama dia di Rumah Sakit. Aku pulang dulu. Aku akan kembali besok pagi. Sampai jumpa.”

Selama Luna dirawat, Bagas dan Alan selalu bergantian menjaga Luna. Mereka akan saling menutupi kesibukan satu sama lain agar memastikan Luna tidak sendirian di Rumah Sakit. Namun, tiga bulan berlalu Bagas lebih sering absen dan membuat Alan mau tidak mau mengorbankan kesibukannya untuk menemani Luna. Hal itu membuat Alan kesal.

Alan : “Ternyata kamu masih ingat sama Luna? Ku pikir kau sudah bosan menemani Luna di Rumah Sakit.” Singgung Alan ketika Bagas baru saja datang setelah dua minggu menghilang.

Bagas : “Luna sahabatku. Kau pun begitu. Maaf, aku terlalu sibuk dengan acara sekolah. Aku tidak bisa lari dari tanggung jawabku sebagai ketua Osis.”

Alan : “Kau tidak bisa lari dari tanggung jawabmu sebagai ketua Osis, tapi kau seenaknya lari dari tanggung jawabmu sebagai sahabat? Kau lupa perjanjian kita?”

Bagas : “Aku masih mengingatnya dengan jelas. Kita berjanji untuk bergantian menemani Luna di Rumah Sakit. Sudahlah, lagipula aku sudah kembali. Jangan memperbesar masalah”

Alan : “Oke, lupakan soal itu. Satu hal yang harus kau tahu selama kau tidak datang dua minggu ini”.

Bagas : “Apa?”

Alan : “Hidup Luna tinggal menghitung hari jika tidak segera mendapatkan donor hati. Dan kau tahu apa artinya itu?”
“Perjanjian yang kita buat 15 tahun yang lalu tidak akan tertepati jika salah satu diantara kita pergi”

Bagas seketika mengingat perjanjian yang dimaskud Alan. Mereka bertiga pernah menulis perjanjian bahwa apapun yang akan terjadi, kita harus tetap bersama. Bagas tampak syok dan memberikan tatapan kosong kepada Alan.


Bagas lagi-lagi menghilang. Sementara itu Luna sadar dan mencari kedua sahabatnya. Alan berusaha menghubungi Bagas namun tidak mendapat jawaban.
Luna : “Bagas kemana Alan?”

Alan : “Hah? Emm, tadi pagi Bagas pulang, dia ada les musik. Mungkin sore nanti dia akan kembali ke sini. Kau istirahatlah dulu.”

Luna : “Alan? Kau ingat janji yang kita buat waktu kita bertiga kecil?”

Alan : “Tentu. Ada apa kau menanyakan itu?”

Luna : “Kurasa aku orang yang akan jadi pengecut diantara kita bertiga. Aku tidak bisa menepati janji kita. Maafkan aku Alan, sampaikan juga maafku kepada Bagas. Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaikku”

Alan : “kau jangan bicara begitu. Kau pasti akan sembuh, percayalah”

Luna tersenyum.


Dua hari setelah Luna sadar, kondisinya kembali memburuk dan terpaksa masuk ke ICU. Bagas pun masih belum bisa dihubungi oleh Alan. Namun disamping itu, Alan mendapat kabar dari dokter kalau Luna mendapatkan donor hati yang cocok, dan akan segera melakukan transplantasi hati.

Satu minggu selang operasi Luna yang berjalan lancar, ia pun sadar dan melihat hanya Alan yang berada di sampingnya.

Luna : “Bagas kemana Alan?”

Alan yang mendengar pertanyaan Luna itu pun seketika terdiam dan menahan kesedihannya.

Luna : “Lan, kenapa wajahmu sedih?”

Alan : “Luna, mengenai janji kita 15 tahun yang lalu, selamat, janji itu berhasil ditepati”

Luna : “iya, aku tidak menyangka aku akan mendapat donor hati. Aku sangat berterimakasih kepada orang yang mendonorkan hatinya kepadaku. Aku harus tanya dokter siapa nama orang yang mendonorkan hatinya kepadaku”

Mendengar hal itu, Alan seketika memberikan secarik kertas kepada Luna.

Luna : “Apa ini, Alan?”

Alan : “Surat dari orang yang mendonorkan hatinya untukmu”

Ternyata surat itu dari Bagas. Bagas yang mendonorkan hatinya pada sahabatnya sendiri. Alan tidak pernah tahu bahwa saat-saat sahabatnya itu absen menjaga Luna dirumah sakit atau hilang kabar, disaat itu pula Bagas berjuang melawan sakitnya juga. Ia ternyata mengidap kanker otak stadium akhir, namun selama ini ia sembunyikan. Mengetahui hidupnya sudah tidak tertolong, ia membuat surat wasiat untuk mendonorkan hatinya kepada sahabatnya, Luna.

Alan : “Bagas berpikir bahwa ia harus tetap kuat untuk menjagamu. Bahkan aku sangat marah pada diriku. Kenapa aku tidak bisa peka terhadap keadaan Bagas?”

Luna : “Aku membenci diriku ini, Alan. Aku benci”

Alan : “Aku pun begitu. Tapi menyesalinya pun akan sia-sia saja”

Luna pun menangis terpukul mengetahui kenyataan pahit sahabatnya. Ia semakin terpukul setelah membaca tulisan Bagas yang mengatakan “dengan adanya hatiku di tubuhmu, aku berpikir kita bertiga akan tetap bersama. Aku tahu pemikiranku sangat naif, tapi hanya itu yang kupikirkan sekarang. Meski ragaku sudah tidak ada, tapi hatiku selalu ada disetiap langkahmu, berjanjilah untuk selalu bersama Alan, dengan begitu kita bertiga akan selalu bersama. Pada akhirnya, janji kita akan tertepati”

Baca Juga :
Contoh Naskah Drama Singkat 2, 3, 4 orang pemain


Contoh Dialog 3 orang Pemain Singkat tentang pemilu

By : Muhlis

Dialog :

Baharuddin : "Whats up bro"

Ramli.          :" Woi bro, bagaimana dinonton ji debat ?"

Baharuddin : "jelas"

Ramli.           : "saya tetap nomor 2 kupilih"

Baharuddin. : "Apa itu nomor 2 tahun lalu dikalah sama kotak kosong"

Ramli.          : "apa maksud anda mengatakan itu"

Baharuddin : "kenyataan bosku"

Ramli kemudian memukul Baharuddin

Ustad : "hei kenapa ini?"

Ramli : "ini nih ustad dia duluan hina Paslon saya"

Baharuddin : "emang kenyataan nya

Ustad : "sudah sudah jangan saling menghina berbeda itu biasa tapi jangan asal menghina dan juga jangan langsung main pukul orang yang jadi walikota kalian yang marahan aduhhhh. Sudah minta maaf"

Mereka kemudian saling memaafkan...


Oke, itulah beberapa contoh teks naskah drama 3 pemain yang dapat kalian tiru. Jika kalian ingin contoh yang berbeda dari diatas, Admin masih Memiliki contoh teks dialog drama teater yang lain dengan berbagai peran.

Artikel terkait :

Contoh Naskah Drama 14 Orang "Cinta Beda Adat"

Andi Aksa Perkenalkan nama saya Andi Muh. Aksa Asri atau yang dipanggil Aksa, saya adalah seorang pelajar dari salah satu sekolah Favorit di Makassar. Di blog yang saya bangun ini kami berusaha membuat artikel yang benar-benar berkualitas dan tentunya Original.

Post a Comment for "Contoh Teks Naskah Drama 3 Orang Tentang Persahabatan"