Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Dalam Islam Beserta Contohnya

 

Mengaji Plus One, Kenapa saya buat seri ini... Saya buat seri ini supaya kita lebih mengenali diri kita sendiri, kita lebih tahu tentang diri kita sendiri, dan terlebih utamanya adalah ketika kita sudah mengetahui tentang diri kita sendiri kita sudah paham tentang diri kita sendiri. 

Maka kita bisa menggunakan kemaksimalan untuk berbuat sesuatu dengan diri kita terutama adalah berubah menuju kearah yang lebih baik setiap harinya dan kemarin kita sudah bahas tentang Pemikiran. Dan saya juga akan membahas mengenai Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Dalam Islam.

Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan dalam islam


 Bagaimana pemikiran itu dibatasi oleh yang namanya Referensi

Bahwa referensi ini yang menjadi penentu seperti apa cara berfikir seseorang yang akhirnya menentukan juga Bagaimana cara orang Mempunyai respons terhadap sesuatu. 

Sedikit saya ulang kalau andaikan Dia punya referensi-referensi atau masukan-masukan yang buruk maka pasti akan secara otomatis akan menghasilkan perilaku-perilaku yang buruk.

 Tapi kalau seandainya diri dia senantiasa dipenuhi oleh referensi-referensi yang baik, Maka agak sulit bagi dia untuk bisa mengeluarkan hal-hal atau perilaku yang buruk.

Mudahnya adalah kalau seorang penulis, tentunya dia harus lebih banyak memasukkan referensi-referensi tentang dunia tulis-menulis dibandingkan dengan dunia game, misalnya ketika dia dikatakan sebagai seorang pendakwah atau pengemban dakwah, maka referensi-referensi yang dia miliki harusnya berkaitan dengan dakwah.

 Dia pun pasti lebih banyak follow tokoh-tokoh dakwah, kalau dia baca buku dia akan baca buku orang-orang yang sudah pernah berdakwah.

 Kalau dia punya cita-cita itu juga ada hubungannya dengan dakwah tersebut. Maka referensi-referensi sama seperti ketika seorang cheff atau cheff wannabe, ketika dia pengen jadi seorang tukang masak.

 Dia pasti akan mengidolakan tukang masak, akan membeli buku-buku tukang masak dan senang ketika melihat masakan misalnya.

Maka ini adalah salah satu contoh referensi-referensi itu adalah seperti dapur pemikiran, apa yang bisa kita hasilkan dari kombinasi-kombinasi makanan yang bisa kita hasilkan. Itu Tentu tergantung dari pada referensi-referensi yang secara sadar kita masukkan ke dalam kepala kita. 

Memasukkan referensi dalam kepala kita itu, sadar dan pada gilirannya ketika sudah masuk dalam kepala kita kerjanya otomatis. Maka jangan sampai kita secara sadar memasukkan referensi-referensi yang buruk, Karena walaupun kita enggak merasa kita sangka bahwa don't worry i've got this Tenang pokoknya saya bisa untuk memfilter yang mana yang buruk dan yang mana yang baik. 

Nggak papa ketika saya follow orang-orang yang ngomongnya kasar, Enggak papa saya follow akun-akun yang bersifat buruk, Nggak papa saya melakukan hal-hal yang kayak begini misalnya. Referensi bisa saya filter dan saya bisa mengikuti yang mana yang baik dan mana yang buruk.

 Salah Besar Kenapa? karena kalau sudah masuk ke dalam kepala kita maka dia akan menjadi otomatis. Otomatis mengubah diri kita, Seperti makan-makanan yang buruk, jika kita makan kalau seandainya sadar, tentu nggak langsung berefek. Tapi begitu dia sampai diperut, akan kemudian berefek dia akan secara otomatis mengubah apa yang terjadi dalam diri kita.

Ini adalah referensi-referensi namanya. Nah, referensi ini yang menjadi batasan bagaimana cara orang berpikir apa yang bisa keluar dari pada dia. Contoh, kalau kita ibaratkan lagi Referensi ini sebagai bahan-bahan dalam dapur pemikiran kita. 

Maka kalau Andaikan Bahan-bahannya ini sedikit, Maka sedikit pula yang bisa dihasilkan dari bahan tersebut. Tapi kalau bahan-bahannya semakin banyak, maka semakin banyak pula kombinasi-kombinasi makanan yang bisa dihasilkan dari bahan-bahan tersebut. 

Bagaimana seandainya kalau kita punya satu sumber atau satu dapur, yang itu tidak terbatas bahan-bahan disana. Maka tidak terbatas pula hasil dari pada masakan kombinasi-kombinasi dari bahan-bahan makanan itu yang bisa kita hasilkan dari dapur pemikiran kita, dengan kata lain orang berpikir itu kecanggihannya tergantung daripada bahan-bahannya.

 Apabila bahan-bahannya banyak, maka semakin mudah dia berpikir semakin cepat dia berpikir. Tapi, kalau enggak ada bahan-bahan yang bisa diolah. Ya, gimana ?! sehebat apapun cheff secanggih apapun pemikirannya, kalau Andaikan dia enggak punya bahan untuk diolah ya... berarti dia nggak akan bisa mengolah apapun atau dia akan bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran apapun.

 Nah sekarang Saya pengen untuk sedikit membahas teman-teman sekalian tentang bagaimana pemikiran itu pada gilirannya akan mempengaruhi manusia secara langsung untuk beraktivitas.

Baca Juga: Perang Pemikiran dalam islam beserta realitas dalam kehidupan sehari hari

 Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Dalam Islam

Jadi gini temen-temen sekalian, manusia itu punya satu keperluan. Selain punya keperluan, manusia juga punya namanya keinginan dan ini berbeda. Antara keperluan dan keinginan ini berbeda. 

Kenapa nggak saya katakan kebutuhan misalnya, mohon maaf karena yang ngelihat Artikel ini bisa jadi dari negeri seberang dari Negeri Jiran dan kata-kata tadi yang saya ucapkan itu bukan berkonotasi positif kepada mereka. 

Maka saya ganti aja menjadi keperluan, dalam bahasa Inggris adalah needs lalu kemudian dalam satu lagi yang lain namanya keinginan atau dalam bahasa Inggris adalah want.

 Jadi karena manusia ini Allah tiupkan ruh kepada jasad yang jasad ini Allah ambil dari tanah. Maka, ketika yang namanya ruh dan tanah ini bersatu, muncullah ada konsekuensi namanya Hawa Nafsu

Ini pengamatan terhadap Fakta yang ada, maka hawa nafsu ini lah yang kalau kita bagi-bagi lagi, Dia memiliki dua tuntutan. Pertama, tuntutan yang bersifat keperluan. Kedua, tuntutan yang bersifat Keinginan. 

Dan ini berbeda, Apa kesamaan diantara keduanya ? Kesamaannya adalah dua-duanya menuntut sebuah pemenuhan, menuntut sebuah Fullfillment, menuntut sebuah pemenuhan atas dia. 

Tapi, lebih banyak bedanya dari pada samanya. Apa bedanya? Namanya keperluan itu dia bersifat 'dhororiah' dia bersifat sesuatu yang harus dipenuhi, beda dengan yang namanya Keinginan. 

Keinginan tidak harus dipenuhi, sekali lagi yang namanya keperluan itu harus dipenuhi. Kalau keinginan tidak harus dipenuhi. Terus apalagi? kalau yang namanya keperluan karena dia wajib untuk dipenuhi, kalau enggak dipenuhi berarti akan merusak tubuh, berarti akan mati. 

Tapi kalau yang namanya keinginan enggak dipenuhi enggak apa-apa, itu adalah keinginan. Apalagi bedanya? keperluan itu yang namanya triggernya itu dari dalam dengan kata lain enggak ada apapun di luar maka, dia pasti akan ketrigger sendiri karena triggernya itu dari internal.

Sedangkan yang namanya keinginan itu di triggernya dari luar itu. Wajib dari luar karena enggak ada keinginan yang di trigger sendiri, dari dalam itu enggak ada. 

Memahami ini penting banget karena ini cara untuk mengenal diri kita dan kalau kita sudah mengenal diri kita kita akan lebih tahu bagaimana cara mengarahkan diri kita ke tempat yang kita tuju. 

Minimal jadi lebih mudah karena kita sudah mengenali diri kita sendiri, Oke tentu lebih mudah dengan permisalan. 

Contoh kebutuhan dan keinginan dalam islam

Contoh daripada keperluan adalah makan, minum, pergi ke belakang, ya kalau dalam.. pelajaran namanya keperluan-keperluan biologis, gitu ya contohnya seperti apa? Makan minum ekskresi sekresi segala macemnya bernafas...

Itu adalah namanya keperluan biologis, yang dia memenuhi semua saya katakan tadi Satu dia menuntut adanya pemenuhan yang bersifat harus. Yang kedua dia di trigger dari luar yang ketiga kalau seandainya enggak dipenuhi dia bakal merusak. 

Coba aja tahan nafas 7 menit deh kalau bisa... nggak mungkin bisa atau kita nggak makan kadang-kadang ada orang melihat kita ya, kayak bapak saya melihat saya dulu "Lix, kamu gak mati apa nggak makan?" (pas bulan puasa) biasa-biasa aja tuh

secara penelitian juga manusia bisa bertahan berapa lama ya. Kalau saya nggak salah 4 hari kalau enggak salah tanpa makan dan sekitar dua hari tanpa minum nggak tahu ya nanti silahkan cari yang lebih betul lagi.

Yang jelas manusia itu biasa-biasa aja ketika dia nggak makan selama beberapa hari, bahkan ada orang yang nggak makan itu sepekan atau 10 hari juga ada yang bisa nggak makan. 

Iya ada kalau minum 4 hari kalau enggak salah, terus mati. Tapi yang jelas adalah kalau misalnya kita sekarang nggak makan itu itu kalau kita lanjutin terus-menerus 10 hari 20 hari ya pasti akan ada satu titik dimana kita merusak badan kita sendiri atau kita mati. 

Itu namanya Keperluan Biologis. Lalu contoh yang kedua, Keinginan tuh kayak apa? Nah keinginan Ini contohnya misalnya antum suka sama cewek, Tapi Antum berbeda keyakinan. 

Maksudnya adalah Antum suka antum yakin betul antum suka sama dia tapi dia yakin betul dia nggak suka sama Antum Nah itu beda keyakinan namanya, itu masalah.

Jadi, ketika keinginan ini muncul triggernya pasti dari luar, Anda ngeliat cewek dulu dong baru naksir nggak mungkin anda naksir sebelum lihat cewek kata orang "Love at First Sight" bukan "Love Before First Sight" itu enggak ada. 

Yang jelas Anda harus punya trigger dulu Anda baru bisa muncul yang namanya keinginan, Keinginan untuk menikahi, Keinginan untuk membersamai, Keinginan untuk bisa merindukan dan segala macam itu semua adalah bagian daripada keinginan.

 Contoh lagi, Anda ngelihat baju bagus pengen, itu namanya Keinginan bukan Keperluan. Perlu nggak? Belum tentu Tapi ingin, bisa jadi Apalagi misalnya? Anda ngelihat gadget yang baru, Lalu anda pengen kayak gitu... itu juga namanya sebuah Keinginan. Yang namanya 'wants' dan needs itu berbeda. 

Kadang-kadang disamain dan dari situ mulai muncul masalah, dalam teori ekonomi kapitalis itu disamain antara needs (kebutuhan) dan wants (keinginan) mereka katakan manusia punya needs yang tidak terbatas sehingga pemenuhannya itu juga tidak terbatas.

 sehingga karena barang dan jasanya itu bersifat scarce atau terbatas. Sedangkan, needs manusia tidak terbatas maka muncul lah konsep Scarcity (Kelangkaan). Maka mulai muncul sistem ekonomi yang dibangun dari cara berpikir yang salah. 

Padahal di dalam kenyataannya, manusia punya keterbatasan dalam keperluan, tapi dia punya keinginan yang pasti tidak terbatas. 

Ini adalah contoh Manusia itu kalau misalnya sudah soal keinginan itu enggak terbatas pengen itu dan itu (serakah) enggak ada batasannya makanya kata Mahatma Gandhi

Dunia ini menyediakan cukup buat manusia, tapi tidak bakal cukup buat satu buat orang yang serakah. Kenapa? karena keinginan orang itu tidak terbatas, sementara keperluannya pasti terbatas. 

Antum makan ada batasnya, satu mangkok, dua mangkok kenyang. walaupun antum sudah berpuasa seharian misalnya atau makan 3 biji kurma saja sudah kenyang, padahal antum sudah berpuasa seharian.

 Antum nggak akan bisa naik dari batas itu, kalau antum berusaha naik dari batas itu antum malah muak. Antum dikasih satu mangkok bakso pas buka puasa senangnya minta ampun. 

Dikasih mangkok kedua, antum mungkin masih senang tapi nggak seseneng yang pertama antum dikasih mangkok yang ketiga, lebih parah lagi dari pada yang kedua. Antum dikasih mangkok ke 4 mulai senep antum mulai stres, mulai tegang Kenapa? karena Antum punya keterbatasan dalam bidang keperluan, tapi keinginan selalu tidak terbatas. 

Kita baru beli gadget yang baru Maka kita melihat gadget yang lain lagi. Pengen lagi kita baru beli kamera yang baru, ngelihat kamera yang lain lagi yang punya satu fitur yang lain. Kita pengen lagi ini manusia senantiasa nggak akan pernah habis yang namanya keinginannya.

Dia suka sama 1 cewek, kalau dia suka karena fisiknya, dia nikahi. Setelah dia nikah 3 hari kemudian rumput tetangga lebih hijau. Kenapa? karena dia nggak pernah punya rasa puas laki-laki khususnya bukan perempuan. 

Laki-laki khususnya, Kenapa? karena wants nya tidak terbatas. Berarti dengan contoh yang tadi kita sudah bisa tahu, bahwa manusia punya needs dan punya wants. Apa kesamaan needs dan wants ini? mereka berdua sama-sama menuntut sebuah pembunuhan. 

Walaupun yang satu itu wajib dipenuhi, yang lain tidak wajib dipenuhi, yang keperluan wajib dipenuhi, yang wants tidak wajib dipenuhi.

Baca Juga: Adakah pacaran islami?? Emang boleh?!

Bagaimana Jika Kebutuhan dan keinginan tidak terpenuhi ?

Kalau seandainya kalau needs tidak dipenuhi kita bakal mati, kita bakal merusak diri. Tapi kalau wants tidak dipenuhi, kita tidak bakal rusak dan kita tidak bakal merusak diri. 

Palingan cuma galau aja, antum suka ama dia, dia gak suka sama antum, galau~ atau yang suka di meme-meme ya... cewek yang saya suka wuah keren banget kakaknya, lebih keren lagi, kucing, kemudian bapaknya, Oh kucing lebih keren lagi pamannya lebih keren lagi, sopirnya lebih keren lagi elu kucing kampung (tertawa :D) itu sangat membuat galau, gitu kan ya.

Kalau seandainya kita tidak bisa memenuhi keinginan kita, antum mau beli 1 HP tapi HP nya harganya 15 juta sementara duit Antum 15 Ribu, itu masalah besar. Itu akan membuat antum merasa galau. 

Nah, tapi tidak akan merusak diri, cuma merasa galau saja. Apa hubungannya dengan dari tadi yang kita mau bahas tentang referensi tentang pemikiran. 

Oke, jadi gini temen-temen sekalian Needs dan wants inilah sumber masalah manusia dan sebenarnya tidak ada satupun masalah manusia kecuali dia pasti dipicu entah oleh needs entah oleh wants itu. 

Maka bagaimana kesuksesan anda hidup di dunia ini, itu tergantung daripada cara Anda memanage yang namanya needs dan memanage yang namanya wants.

 Di dalam Al-Qur'an dikatakan wa nahan-nafsa 'anil-hawā Sesungguhnya dia bisa mengendalikan dirinya, mengendalikan jiwanya terhadap dorongan-dorongan yang muncul kepada dia.

 Dalam Al-Qur'an dan di dalam as-sunnah tentang kehidupan manusia. Syariat Islam itu memberikan aturan-aturan pada intinya aturan Islam tuh memberikan manusia adalah Bagaimana cara dia memanage.

 Bukan menghilangkan needs bukan menghilangkan wants itu adalah manusiawi. Tapi yang dilakukan oleh Islam adalah Memanage manusia Sehingga dia bisa untuk mengontrol Needs dan wants nya sesuai dengan keinginan dia.

 Oke berarti sumber permasalahan manusia ada pada needs dan ada pada wants.

Ketika manusia mulai punya needs dan dia mulai punya wants dia punya masalah. Kok bisa begitu? iya karena formulasi masalah itu sederhana. Formulasi masalah adalah delta antara idealitas dengan realitas Delta atau pembeda atau jarak Jarak jadi. 

Delta atau jarak antara idealitas dan dan realitas kalau misalnya bahasa Fisikanya, S1 min S0 itu adalah masalah. Semakin besar rentangnya semakin besar jaraknya, maka semakin besar masalahnya. 

Contoh, kita pengen banget digaji 50 juta/ perbulan sementara itu idealitas, sementara antum digaji 500 ribu itu kenyataannya.

Baca Juga:  8 Tips tetap produktif disituasi pandemi

Pemenuhan Fitra Manusia

 Maka beda antara realitas dan idealitas ini semakin jauh, maka semakin besar. Kalau antum ngarepnya 50 juta sementara dibayar 5 juta, sorry antum ngarepnya 50 juta antum dibayarnya 500 ribu jelas itu lebih bermasalah daripada orang yang ngarep 50 juta. 

Nah maksudnya kemana? karena 2-2 ini adalah menyebabkan permasalahan pada manusia, maka permasalahan ini yang muncul dari needs dan yang muncul daripada wants. Ini memerlukan satu pemenuhan. 

Yang menjadi suatu hal yang harus kita tahu adalah teman-teman sekalian, needs dan wants ini secara otomatis secara fitrah manusia akan tahu bagaimana cara memenuhinya. 

Sebelum kita bahas tentang fungsi akal dan lalu bagaimana referensi ini mempengaruhi aktivitas manusia, jadi kita lihat Manusia secara fitrah itu punya needs dan wants dan ini yang membuat dia punya masalah dalam hidup dia. 

Karena seluruh masalah manusia muncul dari situ. Semuanya masalah manusia muncul dari situ dari keperluan dan dari keinginan. Maka dia menuntut untuk dipenuhi apa yang bisa dipenuhi, dengan apa dia bisa memenuhi ini manusia sudah otomatis tahu. 

Contoh, Antum kalo lagi laper, nanti ya jam 4 sore ya pas lagi laper lapper-lapernya atau jam 3 sore pas lagi hauus dan laper-lapernya.

Antum secara otomatis gak usah diajarin itu, sudah bisa tahu bahwa ketika antum ngelihat ayam goreng antum akan merasa baru pengen makan. Antum ngelihat rendang antum jadi pengen makan. 

Lihat buah-buahan yang berlain-lainan warnanya itu langsung buat antum menjadi MasyaAllah keren banget dan Antum cuma bisa merasa ingin untuk memenuhi sesuatu itu. Perlu untuk memenuhi keperluan Antum itu, kalau antum melihat barang-barang yang tepat. 

Makanan, Antum baru menjadi pengen nafsu gampangnya. Kalau antum sudah sampai pada satu posisi dimana Antum pengen kawin, ketika antum ngelihat cewek, bagi cowok itu baru Antum pengen mengawininya atau pengen menikahinya. Lalu kemudian kalau antum ngelihat.. cowok nggak pengen, itu normal.

Jadi, secara fitrah manusia bisa membedakan ini bisa memenuhi atau ini bisa memenuhi yang ini nggak bisa memenuhi kayaknya itu secara Fitrah bisa make kalau antum lagi laper. 

Antum gak akan merasa ngiler ketika antum ngelihat printer. Kalau antum lagi pengen nikah, Kalau antum laki-laki pengen nikah...

 Antum nggak akan nafsu ketika justru ketemu dengan seorang kakek-kakek misalnya, Kenapa? karena sederhana, yang Antum lihat Antum bisa membedakan mana yang bisa memenuhi keperluan Antum, keinginan. 

 "wah pertanyaan Ustad" "gimana kalau seandainya ada orang" "kata Ustad kan kalau namanya keperluan atau trigger nya dari dalam" "kayak makan itu triggernya dari dalam, lapar tuh dari dalam" "Gimana kalau saya melihat sate, lalu saya jadi laper Ustad" "bukannya itu triggernya dari luar?

Salah. Kalau antum ngelihat sate, Antum lihat sate lantas Antum lapar pengen makan sate coba makan yang lain, makan apa kayak soto atau apa... sampai kenyang. Nah, setelah kenyang ngelihat satenya lagi masih pengen? Enggak

Karena kenapa? karena sudah kenyang kalau kita sudah kenyang lihat satenya enggak pengen lagi berarti triggernya dari dalam bukan triggernya dari luar. Tapi kalau antum sudah makan banyak dan tetap laper ngelihat sate, itu bukan laper itu namanya serakah. 

Berarti dia bukan masuk lagi kepada keperluan, tapi dia sudah masuk ke dalam keinginan. Karena setiap keinginan dan keperluan itu perlu pemenuhan, menuntut pemenuhan. Maka dari situlah muncul masalah dan ketika manusia itu urut pada fitrahnya.

Baca Juga: 12 Pertanyaan adab dan akhlak dalam islam

Yang Membedakan Manusia Dan Hewan

Dia bisa membedakan mana yang bisa memenuhi dan mana yang gak bisa memenuhi. Nah disini letaknya, Apa bedanya manusia dengan hewan? karena hewan Hewan cuma punya nafsu, cuma punya dorongan, keinginan dan keperluan sama kayak manusia.

 manusia juga punya keinginan dan keperluan apa bedanya hewan dan manusia? Manusia selain punya keinginan punya keperluan dia dilengkapi dengan akal. Sedangkan hewan dia tidak dilengkapi dengan akal. Mereka cuma nafsu doang, Tapi tidak pakai akal.

Kalau manusia akal dan nafsu. Kalau malaikat, mereka tidak punya nafsu. Artinya adalah kalau kita bicara tentang hewan dan manusia, Pembeda nya adalah akal disini letak fungsi akal. 

Lihat ada dorongan dari pada yang namanya keperluan dan keinginan tadi yang sudah saya jelaskan di awal Needs dan Wants itu creating yang namanya demand yang namanya keperluan untuk dipenuhi. 

Nah dari keperluan ini dia melihat apa yang bisa memenuhi ini adalah sesuatu yang bersifat Fitrah dan alamiah.

Apa yang bisa memenuhi keinginan dia, apa yang bisa memenuhi keperluan dia itu fitrah dan dia tahu. Nah, setelah dia tau secara fitrah, action nya nih. Nah disinilah akal berpengaruh, disitulah pemikiran berpengaruh, pemikiran menentukan.

 Maka jangan tanya Kenapa kucing itu tidak pernah minta izin Antum ketika dia lagi pengen makan. Ketika dia lagi pengen ya dia makan aja, dia enggak akan nanya ini makanan punya siapa ini halal atau haram, ini baik atau tidak. Karena dia enggak mikir, Maka anda enggak boleh memaki kucing ketika dia maling makanan.

 Anda kayak dulu saya di kos-kosan dulu ketika di IPB itu rasanya sangat apa ya sangat kesel banget, lha kenapa? Saya tuh sudah ngantri ngantri panjang banget untuk beli nasi tuna. Kesukaan saya, lalu untuk sahur dah diambil sama kucing dalam hati saya mau maki, dia kucing gitu kan ya. 

Lah kenapa? kalau kita yang maki kita yang salah. Masa kita bilang kamu nggak punya otak Dia bilang, memang gua gak punya otak. Karena itu dia nggak bisa mikir gitu kan ya, Artinya kita nggak bisa nyalahin dia atas keputusan-keputusan apapun yang dia buat.

Karena dia tidak melibatkan ada otak yang menghubungkan antara apa yang dia bisa penuhi dengan action. Oh dia ngeliatin misalnya, kucing punya dorongan. Apa dorongannya? dorongannya adalah ingin kawin, Ketika kucing jantan melihat kucing betina. 

Lalu dia melihat, tentu dong dia merasa ini bisa memenuhi saya.Tapi, kucing nggak nafsu kalo ngelihat antum, lah kalau misalnya kucingnya nafsu lihat Antum itu kucingnya ada kelainan. 

Enggak Fitrah berarti kucingnya, Tapi kalau kucing jantan ngeliat kucing betina lantas kemudian dia merasa nafsu dengan kucing betina itu itu normal.

 Nah maka ketika dia merasa nafsu karena dia bisa ini barang bisa memenuhi Keinginan saya atau keperluan saya. Melakukan dengan kucing betina dan dia enggak mikir dia lagi ada di mana atau siapa yang ngelihat atau bagaimana caranya, dia nggak peduli, Kenapa? karena dia  tidak melibatkan ada akal disitu. 

Nah, berarti kalau seandainya manusia itu tidak melibatkan akal dalam proses dorongan ketika ketemu yang bisa memenuhi itu lantas kepada actionnya, Maka dia bisa dikatakan nggak punya akal. Maka Allah berkali-kali nanya kan ya Afala Tatafakkarun Afala ya'qiluun ya ulil albab dan seterusnya.

Manusia Punya Naluri Menyembah sesuatu

Orang tuh perlu untuk menyembah sesuatu dia punya naluri itu, dia punya keinginan untuk bisa takluk pada sesuatu menghamba kepada sesuatu. Manusia punya dan dia harus untuk merealisasikan itu, Tapi pertanyaannya bagaimana cara dia merealisasikan itu itu yang menjadi pertanyaan masing-masin.

Maka ketika Kaum Nabi Ibrahim menyembah kepada berhala Nabi Ibrahim nanya pada mereka 'mahaadzihi tamatsilul laati antum laha aqifun' Kenapa Anda menyembah barang-barang yang kayak begini? Mereka bilang 'wajadna abaana laha abidin

Mereka menafikan akal lalu nggak usah mikir dong nggak usah bertanya dong itukan udah dari dulu "Mereka pakai akal atau tidak?" Enggak pakai akal.

 Maka Nabi Ibrahim berusaha untuk mentrigger akal mereka, Dia berkata "yaa abati lima ta'budu maa laa yasma'u wa laa yubshiru wa laa yughni 'anka syai-an" Kenapa Anda menyembah pada sesuatu yang tidak bisa mendengar tidak bisa melihat dan tidak bisa mencukupi Anda.

coba mikir dong, Apa kata bapaknya? " la-in lam tantahi arjumannaka" " la-in lam tantahi arjumannaka" kalau kamu nggak berhenti, kami rajam nggak usah pakai akal. Karena kenapa? kalau pakai akal ini nanti akan dipertanyakan aktivitas yang kayak begini.

 Action yang kayak begini balik lagi ada dorongan yang diakibatkan oleh yang namanya nafsu atau namanya wants dan needs, lalu wants dan needs ini ketika dia sudah create yang namanya keperluan.

 Maka manusia secara fitrah akan tahu yang mana bisa memenuhi dan itu normal. Anda cowok suka cewek Normal. Karena anda Fitrah bisa tau ini bisa memenuhi keinginan saya ini bisa memenuhi keperluan saya.

 Anda lagi laper lihat makanan pengen makan itu normal gak ada masalah anda.. anda pengen berumah tangga lalu melihat.. cowok yang ganteng bagi yang cewek, cowok ganteng, sholeh, pengen menikahinya Normal gak ada masalah.

 Sampai di titik ini nggak ada dosa, nggak ada salah Kenapa? karena itu normal yang menjadi masalah adalah ketika dia sudah merealisasikannya dalam bentuk aktivitas atau dalam bentuk action karena merealisasikan dalam bentuk ketika dorongan sampai ke action.

Ini yang kemudian melibatkan akal disitu ada dosa, ada pahala disitu ada siksa, ada surga Kenapa? karena dia sudah melibatkan akal yang sudah Allah berikan kepada manusia untuk bisa 'wahadaina hunajdain' kami telah berikan pada mereka akal untuk bisa mengetahui dua jalan yang kami berikan.

 Apakah jalan-jalan yang fajir atau jalan-jalan yang takwa itu mereka bisa pilih, Maka ini yang disebut dengan fungsi akal dalam kehidupan manusia. 

Sederhana banget, Jadi fungsi akal dalam kehidupan manusia adalah menjadi peran berperan sebagai penentu. Apakah perbuatannya itu bernilai taat atau perbuatannya bernilai jahat. 

Baca Juga;  Kenapa Kita Harus Belajar Islam

Perbedaan Menggunakan Akal dan Tidak

Contoh orang kumpul kebo berzina dengan orang yang nikah, lalu malam pertama mohon maaf sama nggak aktivitas nya? sama sama-sama memenuhi yang namanya keinginan.

 Dia ya kan ya memenuhi keinginan dia dalam artian keinginan untuk berhubungan dengan lawan jenis misalnya, itu normal. zina itu memenuhi keinginan orang malam pertama setelah nikah memenuhi keinginan, tapi apa bedanya? bedanya yang satu melibatkan akal yang satu enggak melibatkan akal..

 "selingkuh itu melibatkan akal Ustad, akal bulus" Iya juga sih, Tapi maksudnya gini Tidak melibatkan akal di mana dia taat. 

Yang jelas poinnya teman-teman sekalian bisa dapat pada sekarang adalah tentang fungsi akal, Ketika kita sudah punya referensi-referensi. 

Nanti Insyaallah akan kita bahas dalam ngaji plus one berikutnya. Bagaimana kemudian referensi-referensi itu bisa menjadikan sebuah pemikiran, yang pada gilirannya akan mendrive seseorang untuk memilih aktivitas yang taat atau aktivitas yang jahat dalam memenuhi kehidupan dia di dunia sebagai seorang manusia.

nah, sudah sangat panjang teman-teman, semoga tulisan ini dapat dipahami dengan baik... dan pembahasan tentang Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Dalam Islam Beserta Contohnya dapat di masukkan ke dalam akal dan digunakan dalam kehidupan sehari hari yah kawan.... silahkan yang ingin berkomentar yahh...

By: Felix Siauw


 


Post a Comment for "Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Dalam Islam Beserta Contohnya"